Selasa, 15 November 2011

mendiknas menjadi mendikbud

Liputan6.com, Jakarta: Paulina Pannen, Dekan Sampoerna School of Education (SSE) menjelaskan perubahan nama Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sudah tepat. Lantaran menurut Paulina, pola pendidikan itu tak bisa dilepaskan dengan pola kebudayaan.

"Saya sendiri selaku pendidik itu percaya bahwa budaya itu tidak bisa dilepaskan dari pendidikan. Karena pendidikan itu adalah proses pembudayaan. Pemerintah boleh lain-lain, tapi dalam dunia pendidikan itu harus memasukkan unsur budayanya," ucap Paulina saat ditemui di kampus SSE di Gedung Mulia Businees Park, Jakarta, Rabu (26/10).

Lebih lanjut Paulina menjelaskan sebelum pemerintah mengganti nama Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menjadi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pihaknya yakni Sampoerna School of Education (SSE) juga jauh mengajarkan pola kebudayaan nasional, meskipun pola pendidikan di SSE bertaraf Internasional.

"Anak-anak disini kalo lagi tampil atau perform itu bahwa mereka nyanyian dan tarian itu bukan hanya produk asing, tapi justru Saman, ronggeng betawi, pokoknya itu yang down to earth," tutur Paulina.

Sebelumnya, nama Mendiknas berubah nama, kembali menjadi Mendikbud buntut dari perombakan kabinet atau reshuffle. Di mana unsur kebudayaan akan masuk dalam kurikulum pendidikan.

Saat ini Mendikbud Muhammad Nuh telah memiliki dua Wamendikbud. Untuk bidang pendidikan dipegang Musliar Kasim. Sedangkan, Wamendikbud bidang budaya dipegang Wiendu Nuryanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar