Sabtu, 14 Januari 2012

Eksploitasi mobil kiat ESEMKA menurut budaya, dan Teknik Industri

 Definisi 'eksploitasi'

Indonesian to Indonesian
noun
1. 1 pengusahaan; pendayagunaan: -- nikel di daerah itu dilakukan oleh perusahaan asing; 2 pemanfaatan untuk keuntungan sendiri; pengisapan; pemerasan (tt tenaga orang): -- atas diri orang lain merupakan tindakan yg tidak terpuji;

meng•eks•ploi•ta•si v 1 mengusahakan; mendayagunakan (perkebunan, tambang, dsb); 2 ki mengeruk (kekayaan); memeras (tenaga orang lain);

peng•eks•ploi•ta•si n orang yg mengeksploitasi orang lain: juragan juga menjadi ~ para pembantu

Mobil kiat ESEMKA MENURUT BUDAYA, DAN TEKNIK INDUSTRI

Dari segi Harga dan spesifikasi – Hal yang membanggakan ketika mobil kiat ESEMKA buatan indonesia hasil karya anak negri sendiri di gunakan sebagai kendaraan operasional pemerintah. Adalah anak-anak STM warga surakarta yang bekerjasama dengan kiat motor klaten indonesia yang menciptakan mobil tersebut. Hal ini tentu saja membanggakan di saat persaingan pasar mobil di indonesia yang semakin merak.

Adalah walikota solo yang menggunakan mobil kita ESEMKA  buatanindonesia itu sebagai mobil dinasnya, bahan rencana di beberapa departemen di surakarta juga akan menggunakan mobil kkta ESEMKA tersebut untuk digunakan sebagai kendaraan operasional menurut jokowi selaku walikota solo. Mobil kiat ESEMKA tersebut tidak kalah bersaing dengan produksi jepang maupun Eropa. Dilihat dari segi interior mobil kiat ESEMKA yang tidak jauh dari buatan luar negeri.
Untuk harga mobil kiat ESEMKA buatan indonesia itu sendiri bila diproduksi secara massal akan dikissaran dengan harga 95 juta rupiah. Bila anda berminat anda mesti bersabar, karena mobil buatan indonessia akan di produksi secara massal
ADA kabar menggembirakan dari Surakarta, Jawa Tengah. Sejumlahpelajar dari beberapa sekolahmenengah kejuruan (SMK) di daerah tersebut berhasil membuat mobil. Mobil jenis sport utility vehicle (SUV) itu kemudian diberi nama Mobil Kiat Esemka. Jika Esemka merupakan ejaandari SMK, Kiatmerupakanbengkel yangmemfasilitasi pembuatan mobil tersebut.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari keberhasilan para pelajar SMK ini membuat mobil. Pertama, kalau mau, ternyata kita bisa membuat mobil sendiri. Bayangkan, orang Indonesia ‘sekelas’ pelajar SMK saja mampu membuat mobil yang komponennya 80 persen lokal. Sementara kita ketahui di republik ini banyak insinyur yang memiliki kemampuan lebih daripada para pelajar itu. Kalau parapelajar sajamampu, apalagimahasiswa teknik, insinyur teknik atau yang sudah bergelar S-2 dan S-3.
Tentunya kalau mereka ini diberdayakan, bukan hanya sekelas Mobil Kiat Esemka yang bisa dihasilkan, tapi lebih dari itu. Memang kita yang selama ini sudah tertinggal jauh di industri otomotif, tidak boleh bermimpi terlalu jauh. Tapi untuk menghasilkan mobil sekelas xenia atau avanza rasanya, bukanlah mimpi. Kalau hal sederhana ini bisa diwujudkan, kita bisa menikmati mobil murah seperti yang dirasakan rakyat India, punya mobil baru dengan harga di bawah Rp 75 juta.

Kedua, kebijakan untuk mendukung kreasi yang sangat inovatif ini ternyata bisa dilakukan oleh pejabat ‘sekelas’ walikota.WalikotaSolo, JokoWidodo sudahmembuktikan hal itu. Walikota yang terkenal ‘nyeleneh’ dan ‘esentrik’ ini tidakhanyasekadar bicara, namunmendukungsepenuhnya gagasan itu termasuk menggunakan Mobil Kiat Esemka sebagai mobil dinasnya. Dari sini bisa ditarik pelajaran, kalauwalikota sajabisamengambil kebijakan yang strategis ini sudah tentu pejabat yang lebih tinggi seperti gubernur, menteri apalagi presiden pasti bisa, asal ada kemauan. Masalahnya, para pejabat kita sebagian besar pejabat bermental ‘komisi’ daripada ‘kreasi’. Tidak hanya mobil saja yang diimpor, tapi juga kebutuhan pokok seperti, beras, ikan, daging bahkan garam. Padahal semua tahu, potensi alam kita sangat besar. Para pejabat kita tidak mau berpikir bagaimana meningkatkan produksi beras, daging dan ikan. Memang untuk meningkatkan produksi beras, daging atau ikan butuh pemikiran dan kerja keras. Sementara untuk mengambil kebijakan impor sangat mudah sekali, makanya mereka mengambil jalan pintas. Selain tidak sulit memikirkannya, dapat komisi alias fee lagi.

Ketiga, para pelajar yang akhir-akhir ini sudah dicap sebagai perusuhdanpelaku tindakan anarki ternyatamasih bisa berbuat hal yang positif. Ini semua tentunya perlu bimbingan dan saluran yang tepat. Di sinilah peran para guru dan orangtua untuk memberikan bimbingan yang terbaik kepada anak-anaknya.
 
Dari gambaran ini dapat disimpulkan bahwa kita sebenarnya mampu kalau hanya sekadar untuk membuat mobil. Bahkan kalaudidukungoleh kebijakandan tindakan nyata dari pemerintah kita bisa berbuat lebih dan lebih dari sekadar itu. Seluruh dunia mengakui bahwa kita memiliki potensi yang sangat melimpah mulai dari potensi alam baik di darat, dalam bumi maupun laut.

Sayangnya potensi yang sangat melimpah ini sebagian besarmalahdinikmati orangasing. Pertambangansebagian besar dikuasai asing. Kita hanya kebagian buruh kasar saja, plus segelintir orang yang menerima fee atas kontrak tersebut. Demikian pula, laut kita sangat luas, tapi nelayan asing yang menikmatinya. Lucunya kita harus beli dari mereka pula.

Kunci dari permasalahan ini sebenarnyaberadadi tangan para pemimpin yang punya kuasa mengambil kebijakan. Ironisnya mereka hanya mementingkan diri dan kelompoknya. Pada sisi lain, para wakil rakyat yang kita harapkan untuk mengontrol eksekutif malah larut dalam kemewahan. Kemewahan dalam bentuk berbagai hak istimewa yang mereka miliki serta kemewahan berbagai fasilitas yang sangat melimpah dan memabukan. Kita tidak tahu sampai kapan kondisi seperti ini akan terus berlangsung!

SUMBER :

http://www.analisadaily.com/e-paper/2012-01-06/files/assets/seo/page24.html

http://uangspontan.blogspot.com/2012/01/mobil-kiat-esemka-harga-dan-spesifikasi.html