Nama Kelompok: Albert Enrico
Fabian Vicara
Okky Oksta Bera
Fabian Vicara
Okky Oksta Bera
indosiar.com, Jakarta – Dalam penelitian sejumlah organisasi non pemerintah,
peristiwaBuyat adalah kasus pencemaran lingkungan yang berat.Bukti menunjukkan sendimen
Teluk Buyat mengandung logam berat yang berasal dari buangan limbah PT Newmont
Minahasaraya.
Rombongan Polisi Ornop yang terdiri dari WALHI, JATAM,
ELSAM, Kontras dan Tapal, Rabu (28/07) pagi mendatangi kantor Badan Reserse dan
Kriminal Mabes Polri. Untuk membeberkan hasil penelitian mengenai pencemaran
yang dilakukan PT Newmont Minaha sarayaterha
dapperairanTelukBuyat di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Menurut Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Longgena Gintting,
sebenarnya sudah cukup bukti menunjukkan kalau sedimen di Teluk Buyat mengandung
logam berat yang berasal dari tailing atau pembuangan limbah PT Newmont
Minahasaraya.
Kenyataan ini menurut Longgena Ginting dapat ditemukan melalui
Penelitian Pusat Pengendalian Dampak Lingkungan yang menyatakan kandungan logam arsen dan merkurip
adaikan di perairanTelukBuyat telah mencapai 13,87 PPM.
Kandungan ini tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan
Thailand yang menetapkan 2 PPM sebagai ambang bata smaksimal. (Gusti Eka Sucahya
dan Guna di/Sup)
TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat Alwi Shihab mendukung penuhupaya pemulihan Teluk Buyat. Ia menyatakan hal
ini hari Sabtu (13/11) seusai rapat koordinasi kesejahteraan rakyat di Jakarta.
Rapat ini, kata Alwi, intinya membahas tindak lanjut penanganan kasus pencemaran TelukBuyat, terutama yang terkait dengan aspek kesejahteraan masyarakat. “Aspek hokum berjalan terus, begitu juga tim verifikasi. Tapi yang harus ditangani terlebih dahulu adalah penanganan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat,” tuturnya.
Alwi memaparkan, rencana tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi atau menghilangkan dampak pencemaran yang mengganggu masyarakat, flora dan fauna. Ia menjelaskan di Buyatada orang sakit yang perlu penanganan dan lingkungan yang perlu perbaikan. “Biayanya akan kita cari bersama, dari mana pun, karena ini menyangkut kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Kedepan,Alwi mengingatkan agar dilakukan pemantauan terus-menerus terhadap dampak lingkungan. “Agar keja dianini tidak terulang di tempat lain,” seraya menargetkan dalam waktu seratus harima salah Buyat dapat diselesaikan dan memuaskan semua pihak.
Selain itu, Alwi menuturkan pentingnya Menteri Lingkungan Hidup terlibat sedinimungkin dalam kebijakan penentuanizin, yakni dari awal sejak perencanaan industri yang akan dilakukan di Indonesia. “Jadi jangan sampai setelah perusahaan tambang selesai, baru kita repot. Sampai-sampai hari libur mengadakan rakor (rapat koordinasi)," ucapnya.
Selain itu, Alwi meminta tindak lanjut penanganan kasus Buyat dalam rapat koordinasi bidang perekonomian.“Khususnya untuk membahas masalah lingkungan sehingga pembangunan berwawasan lingkungan dapat diwujudkan,” tegasnya.
Alwi menyarankan Newmont memberikan aset yang dapat digunakan masyarakat.“Seperti bangunan, sarana produksi dan kegiatan ekonomi produktif yang ditinggalkan oleh Newmont,” ujarnya seraya mengatakan hal tersebut sebagai konsekuensietis dari perusahaan.
“Kita mengimbau dan mereka dapat meresponsnya secara positif.Hendaknya semangatnya adalah win-win solution,” tuturnya.
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supariangkat bicara tentang penanganan masalah kesehatan di Teluk Buyat. Ia menyatakan pihaknya telah optimal membantu masyarakat dengan mengirimkan sejumlah tenaga ahli dari Departemen Kesehatan, RSCM, WHO, dan timahli Minamata dari Jepang. “Kegiatan yang dilakukan adalah pengobatan gratis, audit kesehatan, pemeriksaan intoksikasi logam berat,” ujarnya.
Selain itu, kata Siti, juga dilakukan pemeriksaan ibu, bayi dan balita, serta rujukan pasien bila perlu. Ia juga mengatakan ambulans gawat darurat telah dikirim sebanyak tiga unit, mesin-mesin kesehatan, obat-obatan dan makanan tambahan.
Pemerintah, kata dia, telah membiayai pengobatan masyarakat di Rumah Sakit Cikini. Siti juga memaparkan telah mengganti biaya hidup dan transport selama masyarakat di Jakarta, sekaligus perjalanan pulang pergi Jakarta-Manado.
Hal senada di katakana oleh Menteri Riset dan Teknologi yang mendukung masyarakat Buyat yang menderita harus di sembuhkan dengan biaya pemerintah. Remediasi lingkungan, kata dia, juga dilakukan dengan biaya pemerintah. “Kalaupun nanti terbukti Newmont bersalah, Newmont harus bayar denda kepemerintah, bukan kependuduk,” tegasnya.
Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar juga menyatakan bahwa dirinya PT Newmont di tempat-tempat selain Buyat. “Ini akan jadi masukan untuk saya,” ujarnya. Hal ini terkait dengan temuan tim terpadu penanganan kasus Buyat yang menyatakan ada pencemaran di Buyat.
Rapat ini, kata Alwi, intinya membahas tindak lanjut penanganan kasus pencemaran TelukBuyat, terutama yang terkait dengan aspek kesejahteraan masyarakat. “Aspek hokum berjalan terus, begitu juga tim verifikasi. Tapi yang harus ditangani terlebih dahulu adalah penanganan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat,” tuturnya.
Alwi memaparkan, rencana tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi atau menghilangkan dampak pencemaran yang mengganggu masyarakat, flora dan fauna. Ia menjelaskan di Buyatada orang sakit yang perlu penanganan dan lingkungan yang perlu perbaikan. “Biayanya akan kita cari bersama, dari mana pun, karena ini menyangkut kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Kedepan,Alwi mengingatkan agar dilakukan pemantauan terus-menerus terhadap dampak lingkungan. “Agar keja dianini tidak terulang di tempat lain,” seraya menargetkan dalam waktu seratus harima salah Buyat dapat diselesaikan dan memuaskan semua pihak.
Selain itu, Alwi menuturkan pentingnya Menteri Lingkungan Hidup terlibat sedinimungkin dalam kebijakan penentuanizin, yakni dari awal sejak perencanaan industri yang akan dilakukan di Indonesia. “Jadi jangan sampai setelah perusahaan tambang selesai, baru kita repot. Sampai-sampai hari libur mengadakan rakor (rapat koordinasi)," ucapnya.
Selain itu, Alwi meminta tindak lanjut penanganan kasus Buyat dalam rapat koordinasi bidang perekonomian.“Khususnya untuk membahas masalah lingkungan sehingga pembangunan berwawasan lingkungan dapat diwujudkan,” tegasnya.
Alwi menyarankan Newmont memberikan aset yang dapat digunakan masyarakat.“Seperti bangunan, sarana produksi dan kegiatan ekonomi produktif yang ditinggalkan oleh Newmont,” ujarnya seraya mengatakan hal tersebut sebagai konsekuensietis dari perusahaan.
“Kita mengimbau dan mereka dapat meresponsnya secara positif.Hendaknya semangatnya adalah win-win solution,” tuturnya.
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supariangkat bicara tentang penanganan masalah kesehatan di Teluk Buyat. Ia menyatakan pihaknya telah optimal membantu masyarakat dengan mengirimkan sejumlah tenaga ahli dari Departemen Kesehatan, RSCM, WHO, dan timahli Minamata dari Jepang. “Kegiatan yang dilakukan adalah pengobatan gratis, audit kesehatan, pemeriksaan intoksikasi logam berat,” ujarnya.
Selain itu, kata Siti, juga dilakukan pemeriksaan ibu, bayi dan balita, serta rujukan pasien bila perlu. Ia juga mengatakan ambulans gawat darurat telah dikirim sebanyak tiga unit, mesin-mesin kesehatan, obat-obatan dan makanan tambahan.
Pemerintah, kata dia, telah membiayai pengobatan masyarakat di Rumah Sakit Cikini. Siti juga memaparkan telah mengganti biaya hidup dan transport selama masyarakat di Jakarta, sekaligus perjalanan pulang pergi Jakarta-Manado.
Hal senada di katakana oleh Menteri Riset dan Teknologi yang mendukung masyarakat Buyat yang menderita harus di sembuhkan dengan biaya pemerintah. Remediasi lingkungan, kata dia, juga dilakukan dengan biaya pemerintah. “Kalaupun nanti terbukti Newmont bersalah, Newmont harus bayar denda kepemerintah, bukan kependuduk,” tegasnya.
Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar juga menyatakan bahwa dirinya PT Newmont di tempat-tempat selain Buyat. “Ini akan jadi masukan untuk saya,” ujarnya. Hal ini terkait dengan temuan tim terpadu penanganan kasus Buyat yang menyatakan ada pencemaran di Buyat.
Sumber :